MAKALAH TEORI SOSIAL
GEORG SIMMEL
THE PHILOSOPHY OF MONEY (FILOSOFI UANG)
“HUBUNGAN ANTARA UANG DENGAN NILAI”
Disusun Oleh
Andre
Kurniawan Wiratama 130531100038
PRODI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
TAHUN 2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki banyak
kebutuhan dan keinginan untuk melangsungkan hidupnya dan untuk memperoleh
eksistensi diri di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu manusia melakukan
berbagai cara untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginannya sehingga mereka bisa
merasa puas ketika mendapatkan sesuatu itu dan pada akhirnya mereka tetap bisa
melangsungkan hidup mereka dengan baik.
Keinginan manusia untuk memperoleh sesuatu itulah
yang membuat sesuatu semakin bernilai dan dianggap sangat berharga jika kita
bisa mendapatkannya. Tetapi untuk mendapatkan sesuatu itu pasti ada suatu
proses dan nilai tukar untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Nilai tukar
itulah yang digambarkan dengan sesuatu barang yang mudah untuk mendapatkannya.
Dan nilai tukar itu disebut dengan uang.
Uang bisa menjadi sarana yang positif dalam proses
mendapatkan sesuatu tetapi uang juga bisa menjadi sarana yang negatif ketika
seseorang ingin mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Disini kami akan
membahas bagaimana hubungan antara nilai dengan uang dan bagaimana jarak-jarak
yang dibuat oleh uang kemudian cara menyelesaikan jarak tersebut.
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah untuk makalah teori The Philosophy of Money
(Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana
Biografi dari salah satu tokoh teori sosial klasi Georg Simmel?
2.
Bagaimana teori The
Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel?
3.
Bagaimana Efek
dari Uang?
4.
Bagaimana Implementasi
teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel?
5.
Apa saja fakta dari
teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) di lingkungan sekitar?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah teori The Philosophy of Money
(Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui
Biografi dari salah satu tokoh teori sosial klasi Georg Simmel
2.
Mengetahui teori
The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel
3.
Mengetahui Efek
dari Uang
4.
Mengetahui Implementasi
teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan Nilai) dari Georg Simmel
5. Mengetahui beberapa fakta dari teori The Philosophy of
Money (Hubungan Uang dan Nilai) di lingkungan sekitar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Biografi Georg Simmel
Georg
Simmel lahir di pusat kota Berlin pada tanggal 1 Maret 1858. Ia belajar
berbagai bidang studi di Universitas Berlin. Namun, upaya pertamanya untuk
menulis disertasi ditolak. Kendati demikian, Simmel bersikukuh untuk
memperoleh gelar doktornya dalam bidang filsafat pada tahun 1881. Ia tetap
berada di universitas sebagai pengajar sampai dengan tahun 1914, meskipun ia
menduduki posisi yang tidak penting sebagai privatdozent pada tahun 1885 sampai
dengan 1900. Dalam posisi selanjutnya, Simmel bekerja sebagai dosen yang tidak
digaji negara dan hidupnya tergantung pada bayaran mahasiswa. Kendati berada
pada posisi pinggir, Simmel agak sukses menjalani kariernya, terutama karena ia
adalah seorang pemberi kuliah yang begitu cemerlang dan menarik perhatian mahasiswa.
Oleh
beberapa orang ia digambarkan sebagai seorang yang tinggi dan langsing,
sementara oleh orang lain digambarkan sebagai seorang yang pendek dan
menunjukkan ekspresi putus asa. Tampilan luarnya dilaporkan sebagai tidak
menarik, tipikal Yahudi, namun juga sangat intelektual dan teguh secara moral.
Ia dilaporkan sebagai seorang pekerja keras, namun juga penuh humor dan sangat
lancar berbicara ketika memberikan kuliah.
Simmel
menulis begitu banyak artikel “the metropolis and mental life” dan buku “the
philosophy of money”. Ia terkenal dikalangan akademisi Jerman dan bahkan
memiliki pengikut internasional, khususnya di Amerika Serikat, tempat karyanya
memiliki arti sangat penting bagi kelahiran sosiologi. Akhirnya, pada tahun
1900, Simmel memperoleh pengakuan penuh, satu gelar terhormat di Universitas
Berlin.
Salah satu
alasan bagi kegagalan Simmel adalah karena ia seorang Yahudi yang hidup di
Jerman abad ke-19 yang sarat dengan anti-Semitisme (Kasier,1985). Jadi, dalam
satu laporan tentang Simmel yang ditulis kepada menteri pendidikan, Simmel
digambarkan sebagai seorang “Israel sejati, dari tampilan luarnya, dari
gerak-geriknya dan dari cara berfikirnya”. Alasan lain adalah jenis jenis karya
yang ditulisnya. Banyak artikel yang terbit di surat kabar dan majalah; semua
itu di tulis untuk audien yang lebih umum daripada untuk para psiolog akademis.
Selain itu, karena tidak memiliki jabatn akademi regular, ia terpaksa
mendapatkan penghasilan dengan kuliah umum. Audien simmel, bagi tulisan maupun
kuliah-kuliahnya, adalah khalayak intelektual ketimbang sosiolog professional,
dan hal ini cenderung membawanya pada penilaian bernada ejekan dari rekan-rekan
seprofesinya.
Akhirnya
pada tahun 1914 Simmel memperoleh pekerjaan akademik regulerr satu universitas
kecil (Strasbourg) namun sekali lagi ia merasa terkucil. Disatu sisi, ia
menyesal karena meninggalkan audiennya di kalangan Intelektual Berlin.
Perang
Dunia 1 meletus beberapa waktu setelah kerja Simmel di Strasboug. Jadi, Simmel
tetap menjadi sosok marjinal di kalangan akademisi Jerman sampai dengan ia
wafat tahun 1918. Ia memang tidak pernah menapaki karier akademis. Namun,
Simmel menarik banyak pengikut akademik pada masa ini, dan ketenarannya sebagai
ilmuwan memang tumbuh pesat setelah beberapa tahun berselang.
2.2
Teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan
Nilai) dari Georg Simmel
Salah satu
yang menjadi perhatian awal Simmel dalam karya ini adalah hubungan antara uang
dengan nilai. Secara umum ia berpendapat bahwa orang menciptakan nilai dengan menciptakan
objek. Semakin besar kesulitan untuk mendapatkan suatu objek, semakin besar
pula nilainya. Namun kesulitan untuk memperoleh nilai mempunyai “batas atas
batas bawah”. Prinsip umumnya adalah bahwa nilai benda berasal dari kemampuan
orang untuk menjarakkan dirinya secara tepat dari objek. Benda-benda yang
terlalu dekat, terlalu mudah diperoleh, maka benda itupun tidak terlalu
berharga. Dan sebaliknya benda-benda yang terlalu jauh, terlalu sulit, atau
nyaris mustahil untuk didapatkan juga sangat tidak bernilai. Benda-benda yang
paling bernilai adalah yang tidak terlalu jauh ataupun terlalu dekat. Faktor
yang mempengaruhi suatu benda bernilai atau tidak adalah waktu yang diperlukan
untuk mendapatkannya, kelangkaan, kesulitan untuk memperolehnya, dan keharusan
nya diberikan benda lain untuk mendapatkannya. Simmel memandang
uang sebagai bentuk khusus nilai. Uang merupakan fenomena yang terkait dengan
berbagai komponen kehidupan seperti pertukaran, milik, kebebasan individu, gaya
hidup, kebudayaan, dan nilai individu.
Dalam
konteks umum nilai inilah Simmel mendiskusikan uang. Dalam ranah ekonomi, uang
berperan dalam menciptakan jarak dengan objek dan menawarkan diri menjadi
sarana untuk mengatasi jarak tersebut. Nilai uang yang melekat pada objek dalam
ekonomi modern menyebabkan kita berjarak darinya, kita tidak dapat
memperolehnya tanpa uang kita. Kesulitan untuk mendapatkan uang dan objek-objek
tersebut menjadikannya bernilai bagi kita. Pada saat yang sama, sekali kita
mendapatkan cukup banyak uang, kita mampu mengatasi jarak antara diri kita
dengan objek. Dengan demikian uang memiliki fungsi yang unik, menciptakan jarak
antara orang dengan objek, kemudian menjadi sarana untuk mengatasi jarak
tersebut.
Dalam
proses menciptakan nilai, uang juga menyediakan dasar bagi berkembangnya pasar,
ekonomi modern, dan akhirnya masyarakat modern. Uang menyediakan sarana yang
dapat digunakan elemen-elemen ini untuk mendapatkan kehidupan bagi dirinya
sendiri yang bersifat eksternal dan memiliki daya paksa terhadap actor. Hal ini
bertentangan dengan masyarakat-masyarakat sebelumnya dimana barter atau
perdagangan tidak mengarah pada uang semata. Simmel menyatakan bahwa uang
memungkinkan adanya kalkulasi jangka panjang, usaha skala besar, dan kredit
jangka panjang. Dan hal itu kini benar-benar terjadi dalam kehidupan ini.
Diam-diam
uang berperan penting dalam rasionalisasi dengan meningkatkan arti penting
kecerdasan di dunia modern. Di satu sisi, perkembangan ekonomi uang diyakini
akan menyebabkan ekspansi proses mental. Sebagai contoh, Simmel menunjukkan
betapa rumitnya proses mental yang diperlukan dalam transaksi dengan uang,
misalnya membayar tagihan bank dengan uang tunai. Di sisi lain uang juga
berperan besar dalam perubahan norma dan nilai dalam masyarakat. Sehingga dapat
diartikan bahwa uang bisa mendorong terjadinya “reorientasi fundamental
kebudayaan kearah intelektualitas”.
2.3
Efek dari Uang
2.3.1.
Efek
Positif
Uang memang seharusnya memberikan
manfaat bagi manusia. Dengan ditemukannya uang, manusia mudah untuk menentukan standar dalam bertransaksi. Uang
bersifat universal, apalagi di jaman globalisasi saat ini. Uang menaruh
investasi jangka panjang kehidupan manusia kedepannya, contohnya dengan adanya
pasar modal, tabungan, semua semata-mata dilakukan karena uang diyakini
bisa menjadi jaminan hidup manusia nantinya.
Uang juga
dapat memacu setiap orang untuk meningkatkan kapasitas diri, karena tinggi rendahnya nilai uang
yang akan dihasilkan, berbanding lurus dengan kualitas diri seseorang. Hasil
karya/ usaha seseorang dapat dihargai dengan jumlah besarnya uang yang dia
hasilkan. Kakak ipar saya, sebut saja Lutfi, dahulunya miskin, memiliki banyak
saudara dan hidup yatim. Ibunya membiayai kuliahnya dengan berdagang nasi uduk
setiap hari. Setelah lulus kuliah dengan gelar Sarjana Teknik Kimia, dia
melamar kerja di sebuah perusahaan minyak asing, Chevron. Dengan berbagai usaha
dan keuletan yang dilakukannya, dia dipindahkerjakan ke Oman dan berpenghasilan
lebih dari 70 juta rupiah perbulan. Dia bekerja keras demi mengangkat kondisi
keluarganya dengan memiliki uang yang lebih. Saat ini dia disegani dan dihargai
orang lain, karena mereka tahu, Lutfi telah berhasil memiliki kualitas diri
yang pantas. Secara langsung, status
sosialnya juga terangkat dalam kehidupan bermasyarakat.
2.3.2.
Efek
Negatif
Efek negatif dari hubungan antara
uang dan nilai yang dikemukakan oleh Simmel adalah meningkatnya sinisme dan
sikap acuh. Sinisme terjadi ketika aspek tertinggi dan terendah dari kehidupan
sosial diperjualbelikan, direduksi menjadi alat tukar umum (uang). Sehingga
kita bisa “membeli” kecantikan, kebenaran, ataupun kecerdasan semudah membeli
cemilan. Meningkatnya segala hal menjadi alat tukar umum mengarah pada sikap
sinis bahwa segala hal memiliki harga, bahwa apapun dapat dijual atau dibeli di
pasar.
Efek negatif lain dari ekonomi uang
adalah semakin merebaknya hubungan impersonal antarorang. Alih-alih berhubungan
dengan individu sebagai pribadi, kita cenderung hanya berhubungan dengan
posisi. Misal, ketika mengenal orang kita hanya mengenal dari posisinya saja
(tukang antar barang, tukang kebun, tukang roti, dan lain-lain) dan hal itu
terlepas dari siapa yang menduduki posisi tersebut.
Dampak yang lainnya adalah reduksi
nilai manusia menjadi dolar, “kecenderungan mereduksi nilai manusia menjadi
ekspresi moneter” atau bisa dikatakan bahwa manusia bisa dibayar dengan uang.
Sebagai contoh, Simmel menggambarkan kasus yang terjadi di masyarakat
primitive, yaitu diampuninya pembunuhan dengan membayar sejumlah uang, contoh
yang lain yaitu dipertukarkannya seks dengan uang. Meluasnya prostitusi juga
merupakan dampak dari ekonomi uang.
2.4
Implementasi teori The Philosophy of Money (Hubungan
Uang dan Nilai) dari Georg Simmel
Dalam teori tersebut Simmel
mengatakan bahwa “uang memungkinkan adanya kalkulasi jangka panjang, usaha
skala besar, dan kredit jangka panjang”. Dan hal itu kini benar-benar terjadi
dalam masyarakat, dimana kini banyak bermunculan kredit-kredit. Simmel juga
pernah mengatakan bahwa “….jadi salah satu kecenderungan hidup-reduksi kualitas
menjadi kuantitas secara amat jelas terwujud dalam bentuk uang…”.
Implementasi teori Simmel dalam
masyarakat juga bisa kita lihat dari perkataan Simmel yang mengatakan bahwa “Dampak
lain ekonomi uang adalah reduksi nilai manusia menjadi dolar”. Simmel juga
memberi contoh tentang hal itu, yaitu meluasnya prostitusi, dan di masyarakat
sekarang ini prostitusi seakan sudah menjadi bagian hidup sebagian orang
disekitar kita.
2.5
Fakta teori The Philosophy of Money (Hubungan Uang dan
Nilai) di lingkungan sekitar
2.5.1.
Di lingkungan
kampus (Universitas Trunojoyo Madura)
Di setiap Universitas pasti ada proses Administrasi
yang dilakukan oleh Mahasiswa sebelum melakukan proses perkuliahan. Dulu di
Universitas Trunojoyo Madura sendiri pembayaran SPP (sekarang menjadi UKT)
dilakukan secara langsung dengan datang ke kampus dan membayar kepada petugas
sebelum melakukan proses selanjutnya. Tetapi pada saat ini proses pembayaran
UKT (Uang Kuliah Tunggal) dilakukan dengan Online atau transaksi secara tidak
langsung, Jadi mahasiswa melakukan pembayaran dulu melalui bank. Dari sini bisa
disebut bahwa melakukan suatu proses untuk memperoleh suatu nilai yang dianggap
berharga (kuliah) atau jarak yang dibuat oleh uang dan memperolehnya juga
melalui uang serta prosesnya pun mengalami perubahan dari pembayaran langsung
menjadi pembayaran secara Online.
Contoh di atas bisa mencontohkan teori Georg Simmel
dalam bukunya The Philosophy of Money bahwa uang juga bisa membawa efek positif
yaitu membuat perubahan kearah
intelektualitas.
2.5.2.
Di lingkungan
Remaja
Remaja identeik dengan keinginannya yang tinggi untuk
memperoleh sesuatu yang dianggapnya berharga. Khususnya remaja wanita yang
tentu menginginkan kecantikan fisik yang menurut mereka itu adalah sesuatu yang
sangat penting. Meskipun jarak yang ada antara mereka dengan kecantikan itu
bisa dikatakan sangat jauh karena kosmetik atau sesuatu untuk menjadikan fisik
mereka tampak cantik di ukur oleh uang. Semakin mahal harga prodaknya maka
menurut mereka semakin berharga pula nilai dari kosmetik tersebut.
Di kota besar, seperti salah satunya adalah Surabaya
(kota asal penulis) ada fenomena yang bisa menjelaskan tentang teori tersebut.
Mereka yang memiliki uang lebih bisa memperoleh nilai yang berharga
(kecantikan) dengan mudahnya namun mereka yang tidak memiliki uang cukup
seperti remaja wanita yang berada di pinggiran kota Surabaya hanya bisa memendam
keinginan mereka untuk tampil lebih cantik secara fisik dan memendam keinginan
untuk mengatasi jarak yang diciptakan oleh uang tersebut.
Contoh ini bisa menjelaskan bahwa pengamatan Georg
Simmel mengenai efek negative dari uang sangat dekat dengan masyarakat
khususnya masyarakat modern dan sekarang pengamatan simmel itu benar-benar
terjadi.
2.5.3.
Di lingkungan
Politik
Pada waktu seperti sekarang ini yaitu masa menjelang
Pilpres 2014 kita tentunya sudah sering mendengar isu mengenai Money politik
atau bahkan fakta mengenai Politik uang tersebut. Penulis menemukan fakta yang
terjadi beberapa bulan yang lalu ketika musim kampanye untuk pemilihan Calon
Legislatif tahun 2014. Pada waktu itu sering sekali ada kampanye besar yang
dilakukan oleh beberapa partai politik di Stadion Gelora 10 November Surabaya
yang berlangsung secara bergantian. Ketika ada kampanye besar pasti ada dana
besar pula untuk melaksanakan kampanye tersebut. Lalu untuk apa mereka
melakukan hal itu?, tentunya untuk memperoleh nilai yang dianggap berharga
(suara pada pemilu) dan mengatasi jarak antara Caleg dengan masyarakat. Bahkan
tidak hanya melakukan kampanye besar yang membutuhkan dana besar, mereka juga
memberikan kaos dan amplop (berisi uang) kepada masyarakat yang berpartisipasi
dalam kampanye tersebut untuk mendapatkan suara dari masyarakat sehingga mereka
bias menang dalam pemilu Legislatif.
Contoh yang satu ini bisa menjelaskan bahwa uang bisa
membuat jarak antara seseorang dengan benda atau orang lain tetapi uang juga
yang bisa mengatasi jarak tersebut.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah
tentang buku atau teori The Philosophy of Money dari Georg Simmel ini adalah
membahas tentang nilai
benda yang berasal dari kemampuan orang untuk mengatur
antara jarak dirinya
dengan objek. Benda bernilai atau tidak adalah
waktu yang diperlukan untuk mendapatkannya, kelangkaan, kesulitan untuk
memperolehnya, dan nilai tukar dari benda tersebut.
Dan dalam hal inilah Georg Simmel
dalam teorinya menyampaikan bahwa nilai tukar tersebut dikatakan sebagai uang
dan bukan barter lagi seperti dulu. Uang menurut Georg Simmel adalah sebagai
alat untuk menentukan nilai, uang juga bisa diartikan benda untuk membuat jarak
dari seseorang kepada benda sekaligus memberikan cara penyelesaian untuk
mengatasi jarak yang dibuat oleh uang itu sendiri.
Jadi pada teori Georg Simmel yang
satu ini lebih menekankan hubungan antara nilai dan uang, bagaimana uang bisa
membuat batasan-batasan dari sebuah nilai dan uang sendiri bisa mengatasi
batasan-batasan tersebut.
3.2
Saran
Masyarakat modern saat ini telah menjadikan uang sebagai sasaran utama
dalam kehidupannya dan telah mengabaikan nilai-nilai yang seharusnya perlu
diingatoleh masyarakat yang seharusnya semakin pintar seperti sekarang ini.
Saran bagi pembaca maupun penulis sendiri yaitu, uang sebetulnya adalah hanya
alat tukar untuk mendapatkan sesuatu atau sebuah nilai yang kita anggap
berharga dan uang bukan menjadi sasaran utama dari aktifitas kita tetapi uang
hanya menjadi sarana dalam proses mendapatkan nilai yang kita inginkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ritzer, George, Douglas J.Goodman.
2004. Teori Sosiologi. New York : Kreasi Wacana.
http://crewetsbit.blogspot.com/2011/12/teori-george-simmel.html
http://coretanpenasyadza.blogspot.com/2012/05/analisis-teori-philosophy-of-money.html
http://coretanpenasyadza.blogspot.com/2012/05/analisis-teori-philosophy-of-money.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar